Bunda…
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Tak meluap-luap seperti cinta ala anak muda. Biar Tuhan juga tidak iri, lalu memurkaiku karena cinta yang berlebih kepadamu.
Bunda…
Dua tahun lebih kita tak bersua. Tak mengapa. Aku yakin kau mendapat tempat yang layak di sisiNya. Namun, kau tahu tidak? Aku seringkali merindukanmu. Berharap suatu saat bisa bertemu. Pun sebelum tidur. Jika rindu sudah memuncak, aku tak lupa berdoa biar Tuhan mempertemukan kita di alam mimpi.
Aku ingin mencium tanganmu.
Aku ingin membasuh kakimu yang katanya surga terletak di sana.
Aku ingin membuatmu tersenyum dengan cerita-cerita.
Aku ingin membuatmu bahagia…
Bunda…
Tuhan sayang banget ya sama bunda? Bunda dipanggilnya duluan. Tuhan ingin memangku bunda. Merangkul bunda dalam pelukanNya. Meski jika ingat itu, aku ingin rasanya menangis. Membenci, kenapa Tuhan tak mengizinkan aku berlama-lama dengan engkau, Bunda. Namun, aku sadar. Entah sampai kapan serpih-serpih hikmah ini akan setia kupunguti. Sampai aku bertemu denganmu, sepertinya. Yah…sampai aku bersua denganmu, Bunda.
Catatan tentangmu tidak ada habis-habisnya.
Bunda, aku takkan bosan menulismu.
Sebab, aku cinta dan tetap sayaaaaaaaaaang…sama Bunda.
0 comments:
Posting Komentar