03 Desember 2007

Ibuku, Setahun di Bangku SD Adikku, Arif

             Demi Arif…

             Ibuku tidak malu dan sungkan, duduk sekelas bersama adikku dan anak-anak MI (Madrasah Ibtidaiyah) kelas satu, ikut belajar mulai pukul tujuh pagi hingga pukul setengah sebelas, naik delman, diliatin orang-orang, setiap hari selama satu tahun. Beliau satu-satunya ibu, waktu itu, yang jam masaknya harus dipindah agak siang gara-gara ikut sekolah bersama adikku.

            Kalau bukan karena ingin ngeliat anaknya pintar, ibu mana sih yang mau repot melakukan hal itu??? Dari poin itu, aku bisa ngeliat kalo pengorbanan seorang ibu itu ternyata jauh dari aku bayangkan sebelumnya. Rela berkorban, nilai moral yang sering aku dapatkan secara teori di dalam buku-buku PPKn, ternyata dicontohkan begitu rupa oleh ibuku.

            Arif, adikku bungsu, tidak mau berangkat sekolah jika tidak bersama ibuku. Dia lebih baik tidak sekolah atau merengek-rengek atau ‘melantai’ (bentuk protesnya pada ibuku). Memang sih adikku tidak sempat TK. Jadi, atmosfer sosialisasi dengan lingkungan sekolah belum sempat ia rasakan. Mungkin saja ia masih shock dengan guru baru, teman baru, lingkungan yang baru baginya. Dan, tanpa ibu, ia belum berani menghadapi situasi seperti itu.

             Akhirnya, setiap pagi, ibuku hanya bisa memasak air minum dan menanak nasi, lalu bersiap-siap dengan pakaian ‘sekolah’nya. Aku yang masih duduk di kelas 3 SMP dan kakak-kakakku yang lain sering menawarkan diri untuk sekedar mengantarkan si Arif ke sekolahnya. Namun, dasar bungsu! Rupanya masih tidak mau jauh-jauh dengan ibu.

             Saat proses belajar-mengajar di kelas adikku berlangsung, ibuku tak segan-segan minta izin ke pasar untuk membeli keperluan dapur. Pulang dari Pasar Selong, yang jalurnya searah dengan sekolah adikku, ibuku akan menjemput si Arif, lalu mereka pulang, tentunya naik delman. Makanya, tak heran juga, jika masakan ibuku baru bisa terhidang saat aku pulang sekolah sekitar jam setengah dua. Itu pun sekedar masak sayur dan goreng ikan laut atau tempe. Sudah.

              Ibuku, kembali duduk setahun di bangku SD, demi adikku… Aku belajar arti pengorbanan dari ibu.

0 comments: