03 Desember 2007

No Mother Will Pray Me…

NGGAK ADA LAGI SEORANG IBU YANG AKAN MENDOAKANKU…

Begitulah kalimat yang terngiang-ngiang di pikiranku setelah ibu meninggal dunia. Asal tahu saja, aku termasuk anak yang dekat dengan ibu. Saking dekatnya, aku paling suka minta didoakan ibu tiap kali aku akan lomba, ujian di sekolah, dan sebagainya. Sebab, aku yakin, doa ibu itu makbul banget.

Setelah dua tahun berkutat di dunia ini tanpa kehadiran beliau, aku benar-benar merasakan pentingnya seorang ibu. Nggak cuman sebagai sosok perempuan yang mengasuh, mengasah, mencurahkan kasih sayang, menasehati, mengingatkan hal-hal kecil yang biasanya aku lupakan, dan sebagainya, tapi peran seorang ibu ternyata lebih dari itu. Satu yang paling penting adalah mendoakan anak-anaknya agar senantiasa dalam kebaikan, dunia dan akhirat. Meskipun tahu beliau akan selalu mendoakan kami, anak-anaknya, namun aku suka ‘meminta’ lebih. Artinya, minta didoakan dalam hal-hal tertentu, semisal: lulus ujian, menang lomba, tuntas mengerjakan tugas, dan lain-lain.

Dua tahun yang lengang tanpa siraman doa beliau…

Aku merasakan perbedaan yang amat sangat. Aku benar-benar gamang. Aku butuh seseorang yang mendoakanku. Seseorang yang bisa menguatkanku, membelai hatiku dengan kata-kata lembutnya, membuatku bisa tenang melangkah ke sekolah, membuatku optimis menang lomba nulis, dan seseorang yang bisa kubuat tersenyum dengan prestasiku. Yeah, ibuku. Kurindu untaian doa-doanya selalu. Mengiringi langkahku. Doa ibu, amat sangat makbul, yakinku.
Mana doa ibu? Yang orisinil keluar dari hati tulusnya? Mana? Ya Allah, maksudMu apa???

1 comments:

Anonim mengatakan...

makanya fatah....
ente ntu harus punya pacar, biar bisa gantin bunda loe..btw g se perfek bunda loe seh...tapi kn ada yg merhatiin ente...
di kala ente sedih ato ente lagi gembira....