14 Januari 2008

Membunuh Ibu

M – O – T – H – E – R [IBU]


"M" adalah jutaan [million] pemberian yang ia berikan padaku.

"O" adalah bahwa ia akan segera tua [old]

"T" adalah air mata [tears] yang ia tumpahkan demi menyelamatkan aku

"H" adalah hatinya [heart] yang semurni emas

"E" adalah matanya [eyes], yang penuh dengan tatapan cinta

"R" artinya benar dan baik [right], dan ia memang selalu bertindak benar


"MOTHER" [IBU] satu kata [word] yang berarti dunia [world] bagiku.


Howard Johnson, Seorang Penyair


Yes, my mother is my world for me. Aku akan bersedih manakala melihat atau mendengar berita; seorang anak membunuh ibunya karena blablabla… Padahal jika sang anak ingin bersabar dan berpikir ulang untuk melakukan itu, niscaya dia tidak akan melakukan itu. Dia akan belajar dari kesabarannya berpikir, ternyata ada seorang ibu yang jauh lebih sabar daripada dirinya. Ada sosok ibu yang selalu mengajarkan untuk berpikir ribuan kali sebelum mengambil tindakan.

Seorang anak membunuh ibunya karena blablabla…

Aku pikir, dia tidak hanya membinasakan jasad saja, namun lebih dari itu, ia juga telah membinasakan dunianya. Dunia yang belum tentu bisa ia dapatkan dari dunia nyata tempatnya berada sekarang.

Jika ingat ini, aku akan membandingkan diriku dengan orang lain yang masih beribu kandung dan yang ibu kandungnya sudah tiada – entah karena meninggal normal atau dibunuh. Aku mengakui jika aku telah kehilangan separuh dari duniaku. Ya, hanya separuh. Sebab, Tuhan Mahacerdas dengan memisahkan aku dan ibuku tatkala aku menginjak dewasa. Paling tidak, tujuh belas tahun sudah aku bisa merasakan dunia yang ada pada ibuku.

Lantas, duniaku yang separuh akan aku jalani tanpa beliau. Aku akan 'iri' pada mereka yang masih beribu kandung. Akan akan lebih 'iri' lagi tatkala mereka menyia-nyiakan kesempatan untuk 'bermain-main' dan menikmati dunia yang diciptakan oleh ibunda mereka. Jika saja mereka mengerti akan arti kehilangan seorang bunda, aku yakin mereka takkan melepaskan sekalipun kesempatan untuk berbuat terbaik bagi ibunda mereka selagi masih hidup.

Namun, aku juga yakin sekali dengan keputusan Tuhan. Aku, juga orang-orang yang tidak bisa mengecap sepenuhnya kebersamaan dengan sang ibu – hanya menghabiskan separuh dunia bunda – sangat yakin bahwa Tuhan memang punya rencana lain. Tuhan Mahadahsyat. Ia Perencana Mahahebat. PerhitunganNya akan selalu tepat. Kami dipisahkan dari bunda karena memang ada skenario lain yang ingin ditawarkan Tuhan pada kami. Entah apa skenario tersebut. Waktulah yang akan menjawabnya.

Jadi, Tuhan memang Mahaadil. Ada keadilan ditunjukkanNya pada sepasang ibu anak yang masih bersama hingga detik ini. Ada pula keadilan ditunjukkanNya pada pasangan ibu anak yang telah 'retak'. Retak dan terpisah oleh kematian…


soerabaia, mendung pun tetap manis dalam terang langit sore

satu bulan valentine day menjelang

0 comments: