Sudah hampir dua minggu aku berada di Lombok, tepatnya Desa Pancor, kampung halamanku tercinta. Liburan semester di sana. Padahal jauh hari sebelum aku memutuskan untuk pulang, aku sudah berencana untuk mengunjungi makam ibu. Tapi, apa yang terjadi???
Aku terlena bermain. Aku lebih suka menghabiskan waktuku dengan makan (penggemukan), tidur (penggemukan), reuni bersama teman-teman, jalan-jalan (sok turis asing), dan having fun. Intinya, tiada hari tanpa penyenangan diri. Aku membunuh waktu dengan hiburan semu.
Aku heran, kok, terasa sulit sekali melangkahkan kaki ke makam ibu. Dulu, aku biasanya ziarah ke makam beliau selesai subuhan, bersama adik kakakku. Sekarang, begitu aku ke Tanah Jawa dan pulang dengan segunung rindu di dada, kangen untuk ziarah ke makam Bunda, eh setiba di kampung halaman, aku hampir saja lupa. Aku keasyikan dengan ke-soksibuk-anku. Ah... Fatah... Fatah...
Kini, tinggal hitungan lima hari aku di Lombok, aku pun mau tak mau harus menyempatkan diri ke makam beliau. Ini bukan kewajiban agama. Tapi, aku me’wajib’kan diriku. Aku ingin menziarahi beliau, sosok perempuan paling berarti dan berjasa dalam hidupku. IBU...
Hari Minggu, dua minggu yang lalu, aku sempat ingin ziarahi beliau. Saat itu kebetulan aku sedang melintas areal makam bunda. Namun, merasa hari sudah siang, aku hanya bisa menengokkan wajah, memandang dengan ragu dan gelisah, antara jadi ziarah kubur atau tidak. Namun, aku justru mengencangkan gas motorku. Next time aja. Masih ada hari esok. Akulah si penunda-nunda waktu yang sangat akut. Bisa jadi, itulah salah satu penyakitku.
Kadang aku merasa, aku harus membuat rencana-rencana yang akan kukerjakan selama liburan. Ya, rencana-rencana tersebut sampai aku tuangkan ke reminder hp dan to do list di layar komputerku. Jadi, begitu waktunya, reminder di hp-ku akan berdering. Juga tiap kali aku membuka komputer, to dol list akan selalu kuperhatikan. Mana yang sudah terlaksana, mana yang belum. Namun, rencana tinggallah rencana. Banyak yang belum aku tunaikan. Itulah Fatah. Itu penyakitku juga. Suka membuat rencana, namun berat merealisasikannya.
Sekarang, satu to do list yang tidak boleh lagi aku tunda. ZIARAH KE MAKAM IBU...
Atau apakah cukup ‘doa untuk kedua orang tua’ saja yang aku sampirkan tiap habis sholatku? Atau apakah cukup dengan menuliskan kata-kata indah pada ibu lewat puisi dan syair-syair rindu? Atau apakah cukup dengan bernostalgia, mengingat, dan mengenang ibu, lewat tulisan-tulisan yang sengaja aku buat dan aku posting di blog ini?
Ah, ZIARAH KE MAKAM IBU itu... PERLU!!!
pancor, 070208, malam jumat,
satu helai doa terbang untuk ibuku seorang...
0 comments:
Posting Komentar