10 Maret 2008

Ibu Tiada, Tak Ada yang Mendoa

Itulah yang aku takutkan! Itulah yang aku sedihkan. Ketika ibu yelah tiada, takkan ada lagi yang mendoakanku. Takkan ada lagi sosok ibu yang akan tulus ikhlas memohon kebaikan pada Allah untuk aku.

Bahkan, dulu dan kadang-kadang sekarang pun begitu, seringkali muncul perasaan: ALLAH TIDAK ADIL PADAKU. Allah membiarkan aku tanpa ibu. Sementara orang lain masih beribu. Aku tak punya seorang ibu yang bakal mendoakanku. Sementara yang lain masih punya sokongan doa dari ibunya. Aku merasa itu tidak adil. Lalu, kenapa pula harus aku yang mengalaminya? Kenapa? Itulah di antara sekian tanyaku sebab kematian IBU.

Mungkin aku terlalu possesif. Merasa bahwa ibu adalah milikku. Padahal segala sesuatu adalah milik ALLAH dan kepada-Nyalah semua akan kembali. Aku tak punya hak apa-apa atas ibuku. Ia milik Allah. Aku tak berhak secuil pun memilikinya. Tapi, benarkah? Aku juga masih ragu...

Ah, aku yakin keraguanku hanyalah karena goda-goda setan. Aku percaya ada banyak hikmah yang bisa kupetik di balik meninggalnya ibuku. Mungkin tidak sekarang, aku tahu. Mungkin sudah kudapat hikmahnya, tapi aku tidak menyadarinya. Mungkin kupetik hikmahnya beberapa tahun mendatang. Ya, hikmah itu tercecar di setiap liku kehidupanku. Entah aku bisa memungutinya atau tidak.
Hanya ALLAH YANG MAHATAHU...

Surabaya tanpa angka!

0 comments: