05 Maret 2008

Sebuah Buku untuk Bunda

Sejak keinginan untuk menjadi penulis semakin besar, buku yang ingin segera aku tulis adalah sebuah memoar antara aku dan bundaku. Bahkan, aku sempat-sempatnya pula menyiapkan sebuah judul untuk bukuku tersebut: Memoirs of Me and Mom. Di dalam buku tersebut, aku ingin mengabadikan sosok ibuku, beserta pernak-pernik kehidupannya, khususnya yang bersinggungan denganku pribadi. Ya, mengabadikan dalam tanda kutip. Sebab, tidak ada sesuatu pun yang abadi di dunia ini.

Memoirs of Me and Mom bisa dibilang sebuah idealismeku yang lahir setelah beliau, ibuku, tiada. Ia serta-merta hadir di pikiranku, semenjak beliau menghembuskan napas terakhirnya. Kebetulan waktu itu aku juga sedang getol-getolnya menulis. Dan, cita-citaku memang menjadi seorang penulis. Dan, tahukah Anda kalau aku banyak menghabiskan lembar demi lembar diary-ku hanya untuk melukiskan perasaanku pada sosok perempuan yang melahirkanku tersebut? Aku membuat berbait-bait puisi, tidak hanya di kertas diary, namun juga di layar komputer. Aku menulis kisah pendek – aku belum punya energi untuk menulis yang panjang-panjang – tentang beliau. Intinya, tulisan-tulisan curahan perasaan seorang anak pada ibunya. Ya, itu dulu. Pun, sampai sekarang masih tetap aku lakoni.

Setamat SMA, aku keukeuh untuk melanjutkan studiku di Pulau Jawa. Sebab, aku melihat peluang besar untuk menjadi penulis di sana. Aku melirik penerbitan, mengetahui komunitas-komunitas kepenulisan dan ingin bergabung di dalamnya, serta akses informasi dan teknologi untuk mengembangkan kemampuan menulisku. Jadi, keinginan untuk menerbitkan buku pun, semakin terpacu.

Aku tidak main-main dengan cita-cita untuk menerbitkan bukuku ini. Untuk memotivasi diri sekaligus ajang untuk berinteraksi dengan pembaca, aku pun membuat blog dengan alamat http://lafatah.multiply.com. Blog ini aku jadikan media untuk menampung tulisan-tulisanku. Isinya gado-gado. Puisi, cerpen, esai, catatan harian, dan sebagainya aku posting di sana. Hingga saat ini aku telah ngeblog selama satu tahun.

Lama-lama, aku agak bosan juga di multiply. Meskipun jumlah kontak dan pengunjung blog-ku makin banyak, namun aku tertarik pula bikin blog di mesin pembuat blog lainnya, semisal wordpress dan blogspot. Tapi, aku mensyaratkan diri untuk bikin blog, cukup satu tema saja. Dan, setelah berpikir berulang-ulang antara bikin blog profesional (untuk nyari duit) atau blog pribadi, aku pun memilih yang kedua. Tapi, temanya aku sempitkan lagi, yaitu blog khusus tentang bunda. Ya, blog yang tengah Anda baca ini.

Jadi penulis, bukan semata-mata murni keinginanku sendiri. Tapi ini juga adalah pesan dari ibu. Ya, meskipun bukan pesan alias wasiat terakhir darinya, namun aku meyakini bahwa ibuku suka aku menjadi penulis. Sebab, dulu ketika aku sempat menjuarai lomba menulis, beliau pun senang bukan main. Beliau langsung mengaitkan namaku, Lalu Abdul Fatah, dengan nama Syekh Abdul Fatah, guru pamanku ketika belajar di Arab Saudi sana. Kebetulan namaku juga terinspirasi dari nama syekh yang banyak menulis kitab tersebut. Ya, tentunya ketika aku diberi nama Abdul Fatah, terselip pula harapan dari orang tua dan keluargaku agar suatu saat nanti, aku bisa menjadi seorang Syekh Abdul Fatah yang jago menulis. Ya, sebab nama adalah doa. Ini yang selalu aku tanamkan pada diriku sendiri. NAMA ADALAH DOA.

Ibu, jika nanti aku akhirnya menjadi penulis (buku), aku akan menulis sebuah buku yang memuat kisahmu dan segala pernik kehidupanmu. Itu cita-citaku, bu!

Surabaya, 050308

0 comments: